5 Rahasia Bertahan di Era Bonus Demografi Indonesia

By | Desember 28, 2020

Fachri Aja, 5 Rahasia Bertahan di Era Bonus Demografi Indonesia | Artikel ini akan membahas tentang 5 Rahasia Bertahan di Era Bonus Demografi Indonesia dengan mudah, jadi apabila Anda sedang mencari info mengenai dampak bonus demografi Indonesia atau sedang mencari info artikel bonus demografi, maka Anda sudah mendapatkan artikel yang tepat, jadi silahkan baca artikel ini sampai selesai untuk mendapatkan info yang lengkap.

Dampak Bonus Demografi Indonesia Dalam Usia Produktif Kerja

Bonus Demografi Indonesia

Di jaman revolusi industri 4.0 di Indonesia tahun 2021, maka pada tahun 2045. 70% Penduduk Indonesia Dalam Usia Produktif Kerja. Yang artinya hal tersebut ada 170 juta orang menjadi job seeker. Jadi, pemerintah bangga terhadap kondisi ini. Pemerintah jelas bangga karena banyaknya tenaga kerja yang produktif ini. Namun dari sisi lain untuk mendapatkan pekerjaan akan terasa semakin sulit?. Jelas memang terasa sulit karena Anda akan bersaing dengan 170 juta para job seeker lainnya untuk bisa bekerja di perusahaan yang Anda impikan.

Sementara jumlah perusahaan di Indonesai masih ya segitu-segitu saja. Fenomena tersebut bisa menimbulkan di benak Anda yaitu:

  • Apakah saya bisa bersaing atau tidak ya?
  • Apa yang harus saya lakukan untuk memenangnkan persaingan?
  • Pilihan apa yang saya punya untuk bisa menang persaingan ini?

Maka dari itu, kami dari tim Fachri Aja coba menjawab dari ketiga pertanyaan itu. Jadi, Anda bisa luangkan waktu 10 menit untuk membaca artikel ini sampai habis sebagai persiapan untuk memenangkan persaingan. Jika Anda ingin memenangkan persaingan tetapi meluangkan waktu 10 menit saja untuk membaca saja tidak mau?. Mustahil untuk bisa menang persaingan di bonus demografi Indonesia. Jadi upgrade diri Anda ya.

Biar bisa bersaing Anda bisa lakukan 5 hal ini yaitu:

1. Mencari jati diri atau Passion

Apa Yang Anda Suka, Apa Yang Anda Jago dan Menghasilkan Uang.

Banyak orang bilang “alah pasiion itu bullshit”, “kalau ngikutin passion gak bisa makan”, atau “udah deh yang penting dapat kerja dulu”

Wajar banget bila banyak orang yang mengatakan seperti itu karena banyak yang gagal saat mengikuti passionnya. Tapi apakah Anda tahu jika rata-rata orang gagal itu karena tidak disiplin dan salah mencarai passionnya.

Cara menemukan passion itu tidak hanya dipikir semedi saja sambil nunggu datangnya wangsit yang disukai. Terus mendadak daapt ide dan langsung mengklaim bilang “ini passion yang selama aku cari”. Semuanya menurut kami adalah SALAH!.

Menemukan passion itu Anda harus bisa “Analisa Diri” dan “Praktekin”.
Lakukan sebuah pekerjaan yang Anda suka dan Anda jago dalam bidang itu. Nah dengan seiring berjalannya waktu Anda pasti bisa menemukan tentang apa itu passion sejati. Jadi, percuma jika tidak dipraktekkin. Malah tidak bakalan ketemu.

WAJIB Praktek! Cara analisa diri dan menemukan passion

Sediakan waktu selama 30 menit, sendirian, tanpa ada gangguan, taruh semua HP atau laptop. Kemudian sediakan kertas dan pulpen. Saat suasana hening cobalah untuk mengobrol dengan diri Anda. Bayangkan ada diri Anda di depan tapi dengan warna kulit yang berbeda. Lalu tanya 5 pertanyaan ini pada bayangan Anda tersebut:

  • Siapa saya?
  • Buat apa sih saya hidup? Jika tidak ada guna nya kenapa tidak mati saja?
  • Apa sih mimpi saya selama ini?
  • Kemampuan apa yang saya miliki yang benarbenar jago dimana banyak temen saya harus sesah payah sedangan saya tidak.
  • Apa pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya dan bisa kasih manfaat banyak orang serta saya senenag menjalankannya

Setelah terjawab semuanya atau proses tersebut Anda bisa lakukan tidak hanya sekali, pekerjaan yang kepikiran mau dilakukan langsung kerjakan! tanpa tapi.

2. Perhatikan Tren Saat Ini

Perhatikan tren yang dimaksud disini yakni Anda bukan menjadi orang yang latah. Lalu poin kedua ini maksudnya ANda harus sadar tren sekarang ini dunia sedang kemana. Manfaat yang bisa diambil disini ketika tren pas banget dengan passion Anda, maka Anda bisa langsung hajar!.

Atau jika saat ini Anda sedang menjalankan passion dan tren beriringan maka bisa membantu mengembangkan passion, langsung saja manfaatkan tanpa tapi!.

Contoh: Blog ini mulai serius dikerjakan januari 2019, alasannya adalah karena memang suka baca buku self development, bisnis, dan manajemen sehingga kami ingin sharing ke banyak orang tentang hal ini.

Sering-sering cari informasi, baca-baca, dan dengar podcast untuk selalu update tren.

3. Bangun Relasi

Anda pasti mengenal istilah orang dalam bukan?.
Banyak yang jengkel jika orang bisa mendapatkan pekerjaan karena orang dalam. Iya memang kalau kerjanya biasa-biasa saja tapi tetep dapat pekerjaan. Tapi bagaimana jika mereka yang bekerja karena orang dalam bilang ke diri Anda.

“Salah sendiri gak punya kenalan”

Makin kesal bukan?, dan kalau Anda kesal yang rugi diri Anda sendiri bukan mereka. Jadi, mulai bangun relasi dengan orang-orang positif. Caranya dengan bergaul atau masuk komunitas tertentu. Contoh bisa ikut komunitas tema terkait passion Anda atau ikut acara workshop atau seminar.

4. Kembangkan Diri

Sekolah dan kuliah tidak cukup untuk bisa bertahan dan jadi pemenang di era bonus demografi. Orang-orang yang bersaing dengan Anda juga mempunyai ijazah SMA dan S1 juga. Lalu apa spesial dari diri Anda kalau begitu?. Jadi, wajib hukumnya Anda belajar dari keahlian di luar sekolah atau universitas.

Karena ilmu yang ada di sekolah dan universitas itu sudah ketinggalan 3-4 tahun. Bisa dibilang hampir tidak relevan dengan kondisi dunia yang super cepar berubah. Anda bisa mulai dari sekarang belajar dari sumber lain seperti beli e-course, youtube, ikutan seminar, workshop, dll. Dijamin balik modal asal Anda bisa cek dulu yang mengajar kredibel atau tidak.

5. Bangun Reputasi / Personal Branding

Personal branding tidak hanya untuk influencer.

Misal ada temen jualan bakso atau buku tulis ke sekolah. Mayoritas temen yang lain beli ke dia. Kenapa? karena sudah kenal yang jualan. Atau Anda pasti punya langganan tempat cukup atau salon bukan?. Nah, sedikit contoh tersebut adalah orang yang sudah mempunyai personal branding atau reputasi. Anda akan percaya dan membeli produk atau jasa orang itu karena:

  • Sudah kenal dengan orangnya
  • Sudah merasakan jasanya dia
  • Direkomendasiin oleh orang lain

Nah, personal branding atau reputasi itu sangat perlu banget baik Anda memilih kerja kantoran, freelance, jadi influencer, ataupun jadi pebisnis. Perlu Anda ingat juga jika TRUST (kepercayaan) adalah suatu hal yang sangat mahal harganya di dunia ini.

Bagaimana cara bangun personal branding?

Zaman sekarang pakai sosmed buat bangun reputasi. Walaupun Anda pekerja kantoran, atau profesi lain, intinya untuk bisa bangun personal branding itu buat konten di sosmed sesuai bidang Anda. Coba buat konten-konten bentuk apapun seperti tulisan artikel, atau foto masukin di sosmed Anda.

Semisal jika Anda bekerja kantoran bisa mulai nulis artikel di Linkedin. Bayangkan saja jika HRD atau client mengecek sosmed Anda dan melihat konten-konten yang terkait bidang yang Anda tekuni. Pastinya mereka akan jadi percaya. Sehingga mereka lebih pede untuk pakai jasa Anda sebagai client, supplier, ataupun karyawan.

Anda masih mau tidak praktekkan karena takut akan dinyinyirin orang? mau sampai kapan kita mikirin kata-kata orang terus. Jika kita mikirin kata orang yang rugi kita.

Baca Juga: 5 Cara Belajar Efektif Menjadi Pengusaha

KESIMPULAN

Nah itulah tadi Rahasia Bertahan di Era Bonus Demografi Indonesia.

Jika Anda suka artikel semacam ini, silahkan kunjungi juga kategori bisnis, karena disana Anda bakalan menjumpai lebih banyak artikel tentang bisnis yang tak kalah menarik dengan artikel ini.

Demikian artikel mengenai Rahasia Bertahan di Era Bonus Demografi Indonesia, semoga setelah membaca artikel ini Anda bisa siap menghadapi era bonus demografi Indonesia. Sekian, salam sukses dan sampai jumpa pada artikel berikutnya.

 

 

 

Author: fachriaja

Fachri begitulah sapaan akrab cowok berkacamata yang lahir di Kota Surabaya dengan memiliki nama lengkap Fachri Fajar Rahadiyathama. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Ibu Ifa dan Ayah Heri pada 22 Maret 1993. Kuliah di Universitas Airlangga dengan jurusan Manajemen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *