Cara Optimalisasi Media Sosial Bisnis Anda

By | Juli 11, 2023

Fachri Aja, Cara Optimalisasi Media Sosial Bisnis ? | Apakah Anda tahu cara optimalisasi media sosial bisnis, Jika Anda belum tahu beruntung sekali Anda bisa menyimak artikel ini. Karena pada artikel kali ini,sebelum Anda mulai mencoba untuk mengoptimalkan posting, Anda perlu meluangkan waktu untuk duduk dan menulis semua tujuan yang ingin Anda capai dengan sosial media marketing Anda.

Hanya setelah Anda membuatnya detail dan jelas, Anda dapat memasukkannya ke dalam strategi Anda. Untuk lebih jelasnya kita akan ulas melalui artikel cara optimalisasi media sosial bisnis berikut!

Tujuan Artikel:
1. Memahami peranan media sosial dalam bisnis
2. Mengetahui cara menentukan brand persona
3. Memahami cara membuat konten yang tepat untuk target audience
4. Mengetahui alur pembuatan campaign sederhana di media sosial

Cara Optimalisasi Media Sosial Bisnis Anda

Optimalisasi Peran Media Sosial Dalam Bisnis

Menurut hasil riset Hootsuite di tahun 2021, media sosial di Indonesia memiliki peluang media yang sangat bagus. Indonesia memiliki populasi sekitar 274,9 juta orang dan 61.8% dari total populasi tersebut aktif berjejaring di media sosial. Pengguna aktif di Indonesia bisa menghabiskan rata-rata sekitar 3 jam dalam sehari untuk menggunakan media sosialnya.

Data ini menunjukkan bahwa media sosial menjadi saluran yang sangat potensial untuk
bisa dekat dengan audiens kita. Hasil riset Hootsuite juga mengatakan bahwa pengguna aktif media sosial di Indonesia memiliki demografi di usia yang produktif. Artinya, mereka memiliki kapabilitas untuk bisa membeli atau menggunakan suatu produk guna memenuhi kebutuhannya.

Penggunaan media sosial sendiri tidak hanya berguna untuk berjejaring, namun juga mengembangkan ide-ide baru seperti creative content atau brand baru. Pengguna bisa melakukan riset untuk mengumpulkan data dan menguji keabsahan suatu ide. Bagi pelaku bisnis, media sosial memiliki 3 peran penting:

Awareness
Matriks: Reach & Impression, Indikator: Brand Recall
Interaction
Metriks: Interaction (Like, Comment, Share & Save), Indikator: Engagement
Conversion
Metriks: CTA Completion (Follow, Buy & Participate), Indikator: Account Growth Sales

Penggunaan media sosial yang begitu potensial mendorong seseorang atau pelaku bisnis untuk sebaiknya memiliki banyak akun di berbagai media sosial walau tidak semuanya.

Fungsi memiliki banyak akun media sosial adalah agar kita tidak tertinggal dengan memperluas jaringan. Namun media sosial yang beredar saat ini terdiri dari berbagai macam platform dan masing- masing memiliki karakteristiknya sendiri.

Oleh karena itu media sosial yang beragam membutuhkan strategi tersendiri dalam penggunaannya.

Cara menentukan objektif media sosial untuk bisnis

Sebelum memulai menjalankan campaign atau membuat konten, pastikan kamu sudah mengetahui atau membuat objektifnya di awal, dengan detail sebagai berikut:

  1. Awareness
    Untuk memperkenalkan produk/servis akun yang dipilih kepada pengguna media sosial.
  2. Consideration
    Untuk memberikan alasan, inspirasi dan rekomendasi yang relevan agar mereka mempertimbangkan untuk menggunakan produk/servis yang ditawarkan akun tersebut.
  3. Conversion
    Untuk menyakinkan potensial audiens untuk menggunakanproduk atau servis yang ditawarkan.
  4. Engagement
    Untuk tetap berusaha menjadi top- of-mind dan terus berusaha engage dengan audiens bahkan setelah mereka membeli produk atau servisnya.
  5. Advocacy
    Untuk membangun kepercayaan audiens supaya mereka mau merekomendasikan pada orang-
    orang terdekat.

Membangun Brand di Media Sosial

Mengenal audiens dengan baik, Audiens umumnya memiliki masalah yang perlu diselesaikan untuk dapat mencapai tujuan mereka. Ketika kita dapat mengenal audiens dengan baik maka kita bisa membantu menjawab permasalahan mereka melalui produk atau brand yang dimiliki.

Mengapa menentukan target audiens itu penting?

Mempelajari perilaku dan interest dari target audiens yang akan disasar penting dilakukan untuk bisa merumuskan strategi yang relevan untuk menjawab kebutuhan dan menjadi solusi permasalahan yang dihadapi oleh target pasar. Semakin relevan konten yang diberikan, semakin tinggi rasio konversi yang dihasilkan dan semakin dekat untuk memenuhi target.

Apa yang bisa kita tawarkan melalui penggunaan media sosial secara organik?

Yang pertama adalah dengan menawarkan produk/jasa dan yang kedua adalah dengan memberikan konten yang mengedukasi. Kemudian untuk dapat menyampaikan pesan tersebut dengan baik kepada audiens, hal yang kita butuhkan adalah empathy dan authority.

Empathy adalah bagaimana kita dapat merasakan apa yang audiens sedang rasakan.
Authority adalah bagaimana kita dapat dipercaya oleh audiens. Kunci untuk memiliki authority adalah dengan memberikan konten secara terus menerus hingga membentuk sebuah image bahwa kita memiliki kemampuan di topik tersebut.

Mengenal produk dan brand dengan baik

Untuk bisa menyampaikan brand maka kita perlu mengetahui peranan brand/produk kita dalam kehidupan target audience. Kita perlu tahu bagaimana brand yang ditawarkan bisa membantu menyelesaikan masalah mereka.

Ada satu framework yang dapat membantu untuk mengenal brand kita lebih baik yaitu storybrand framework. Storybrand framework dapat membantu bagaimana membuat cerita yang komprehensif tentang hubungan brand kita dengan audiens.

Storyboard Framework

 

Memiliki ciri khas yang menjadi pembeda

Untuk menjadi pembeda ditentukan dengan bagaimana kita memposisikan diri. Kita perlu secara perlahan membentuk sebuah manusia karakter di media sosial. Kunci untuk dapat membangun karakter adalah persona, tone, dan language.

  • Persona menunjukkan bagaimana sifat dari karakter tersebut.
  • Tone menunjukkan bagaimana gaya komunikasinya.
  • Language menunjukkan bagaimana kompleksitas bahasa yang digunakan.

Untuk membangun sebuah karakter kita bisa menentukannya di awal. Namun dalam perjalanannya kita juga bisa bereksperimen untuk menentukan karakter yang tepat. Perlu diingat bahwa karakteristik setiap media sosial adalah berbeda. Oleh karena itu kita juga perlu menyesuaikan dengan platform yang digunakan.

Membuat Konten di Media Sosial

Membangun sebuah brand perlu didukung dengan pembuatan konten yang tepat. Agar konten kita bisa relevan dengan proses branding maka dibutuhkan adanya sebuah konten pilar. Konten pilar bisa disebut sebagai kategorisasi dari konten-konten. Definisi lainnya konten pilar merupakan topik yang akan dibawa secara terus menerus di masing-masing platform.

Dalam konten pilar selain perlu menyajikan informasi yang diperlukan oleh target audience untuk menjadi insight, pastikan kita juga memberikan informasi tentang produk/jasa yang ditawarkan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa brand kita hadir untuk membantu audience. Namun walau konten informatif itu penting, kita tidak harus selalu membuat konten yang serius dan terlalu berbobot. Selingan hiburan juga penting untuk memberikan variasi konten yang menarik dan lebih santai untuk dicerna oleh audience.

1. Target Audience

Sumber informasi untuk mengenal target audience umumnya minimal ada 2, dokumen internal perusahaan dan wawancara mendalam dengan target audience.

Wawancara bisa dilakukan jika perusahaan belum memiliki data internal atau informasi yang belum lengkap terkait audience. Cara ini dapat mengumpulkan informasi secara langsung di lapangan. Dokumen perusahaan bisa berupa data historis yang berisi berbagai informasi audience yang telah dikumpulkan dan digunakan.

Jika kedua cara tersebut tidak bisa dilakukan maka kita bisa menggunakan cara lain, yaitu berasumsi. Kita mengasumsikan kira-kira bagaimana demografis, geografis, psikografis, atau perilaku mereka.

Teknik ini tidak dilakukan secara asal namun juga tetap berlandaskan pada informasi atau fakta yang beredar. Tujuannya adalah untuk mempersempit target audience dan menjadi langkah awal untuk selanjutnya divalidasi.

2. Branding

Konten yang akan dibuat perlu disesuaikan dengan storybrand framework di atas.Konten harus dapat mencerminkan branding bagaimana kita ingin dikenal oleh target audience. Framework tersebut juga menjadi sruktur dasar bagaimana nantinya
kita akan membangun sebuah brand di platform yang berbeda.

3. Konten Pilar

Dalam membuat konten, konten pilar memiliki peran untuk menyaring berbagai rencana konten yang akan dibuat, khususnya ketika ada trend baru yang bermunculan. Kita melihat bahwa sebuah konten yang sedang ngetrend dapat membantu meningkatkan posisi kita di masyarakat, namun apakah hal tersebut sejalan dengan branding kita?.

Di satu sisi sebuah trend dapat memunculkan ide-ide baru, namun tidak semuanya relevan dengan kita. Oleh karena itu penting
untung dapat membuat konten pilar yang jelas agar topik konten bisa lebih terarah.

  •  Tipe konten di setiap channel

Ibarat seorang penyanyi jazz, maka jagad raya internet ibarat panggung konser musik jazz kamu. Konten-konten yang dibuat dan publikasikan di internet ibarat lagu-lagu jazz yang kamu nyanyikan di panggung, dan audiens kamu ibarat fans musik jazz yang kamu bawakan.

Dengan memahami metafora tersebut, sebuah konten haruslah memiliki daya tarik tersendiri agar para followers di media sosial terus mengikuti konten-konten berikutnya yang dipublikasikan lewat media sosial oleh brand yang melakukan content marketing. Namun perlu di pahami juga, kalau setiap channel media sosial punya ciri khas atau daya tarik terhadap konten yang berbeda-beda. Sehingga postingan atau konten yang disajikan juga harus sesuai.

  • Implementasi Membuat Konten

Mentransformasikan ide menjadi konten yang bisa mengkomunikasikan pesan utama yang disajikan dalam format yang interaktif dan didukung dengan aset visual yang menarik untuk mendapatkan perhatian audiens demi mencapai objektif yang sudah ditentukan.

  • Menentukan Key Message – Big Ideal Concept

menentukan Key Message

Konsep “Big IdeaL” diperkenalkan oleh David Ogilvy, dimana menurutnya formulas! ide yang tepat ini berada di tengah antara cultural tension (insight dari target audiens, kondisi sosial atau apa yang dipedulikan dan dibutuhkan oleh mereka) dengan peran dari brand atau perusahaan untuk bisa menjawab kebutuhan tersebut.

Big IdeaL membantu memahami cara membagikan perspektif yang untuk untuk membantu kamu terkoneksi secara emosional dengan konsumen dan meningkatkan diferensiasi dengan brand-brand lain.

Selain membuat konten yang relevan, ada dua faktor lainnya yang juga berperan penting yaitu attention dan curiosity gap.

Attention singkatnya adalah seni bagaimana kita mendapatkan perhatian orang lain.
Curiosity gap adalah bagaimana kita membuat audience terus penasaran dengan apa yang kita buat.

Cara Membuat Campaign di Media Sosial

Sebuah campaign umumnya berangkat dari event, target bisnis, dan fitur/produk baru. Salah satu dari ketiga indikator tersebut bisa melatarbelakangi adanya sebuah campaign. Namun umumnya sebagian atau semua indikator tersebut dikombinasikan untuk akhirnya membuat sebuah campaign.

1. Target bisnis

Untuk mencapai target bisnis, kita bisa menurunkannya menjadi beberapa langkah yaitu membuat target dari segi marketing yang mendukung tercapainya target bisnis kemudian diturunkan lagi membuat target dari segi media sosial yang dapat mendukung tercapainya target marketing.

Singkatnya adalah seperti ini;

target bisnis > target marketing > target media sosial

2. Brainstorming

brainstorming

3. Umbrella Campaign

Bersama tim marketing, kita perlu menentukan umbrella campaign. Umbrella campaign singkatnya adalah campaign yang akan memayungi segala aktivitas marketing kita selama kurang lebih satu tahun.

4. Dapatkan inspirasi

Untuk mendapatkan inspirasi kita bisa mencari beragam konten di luar sana yang bisa dijadikan acuan atau sudut pandang berbeda dalam membuat campaign. Metode yang bisa kita gunakan adalah teknik scamper.

5. Formula Pembuatan Quality Content

Dalam membuat konten yang berkualitas tentu saja ada formula yang tepat di dalamnya, berikut detail formula untuk membuat konten yang berkualitas:

  • Audience
    Kamu perlu tahu siapa yang akan menjadi audiens dari konten yang akan kamu buat, apa pain poin serta yang menjadi daya tarik bagi mereka.
  • Communication Objectives
    Tentukan objektifnya. Apa yang ingin dicapai, engagement atau conversion ke penjualan.
  • Messages
    Selanjutnya atur message yang ingin kamu sampaikan dan tentukan bagaimana kamu mengkomunikasikannya, dalam bahasa yang formal, fun atau gabungan keduanya.
  • Call To Action
    Setelah konten kamu jadi, apa yang harus dilakukan audiens setelahnya, pastikan konten kamu juga berisi call to action seperti follow, klik pembelian, pendaftaran atau sejenisnya.

6. Brand Campaign Plan

Brand campaign plan memuat secara lengkap bagaimana brief sebuah campaign yang akan kita buat. Adanya umbrella campaign, maka informasi yang terkandung di brand campaign plan harus sangat detail dengan timeline yang cukup panjang.

 

Author: fachriaja

Fachri begitulah sapaan akrab cowok berkacamata yang lahir di Kota Surabaya dengan memiliki nama lengkap Fachri Fajar Rahadiyathama. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Ibu Ifa dan Ayah Heri pada 22 Maret 1993. Kuliah di Universitas Airlangga dengan jurusan Manajemen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *